sumber :
id.m.wikipedia.org
Kolintang adalah alat musik pukul tradisional minahasa dari
Sulawesi utara, Indonesia yang terdiri dari bilah-bilah kayu yang disusun
berderet dan dipasang di atas sebuah bak kayu.[1] Kolintang biasanya dimainkan
secara ansambel. Kolintang dalam masyarakat minahasa digunakan untuk mengiringi
upacara adat, tari, menyanyi, dan bermusik. Kayu yang dipakai untuk membuat
Kolintang adalah kayu lokal yang ringan namun kuat seperti kayu Telur (Alstonia
sp), kayu Wenuang (Octomeles Sumatrana Miq), kayu Cempaka (Elmerrillia
Tsiampaca), kayu Waru (Hibiscus Tiliaceus), dan sejenisnya yang mempunyai
konstruksi serat paralel.
Pada tahun 2013, Alat musik kolintang dari suku minahasa,
Sulawesi utara diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh
kementrian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
Ada suatu cerita rakyat Suku Minahasa tentang asal-mula
ditemukannya alat musik kolintang. Dalam suatu desa di Minahasa terdapat
seorang gadis yang sangat cantik dan pandai bernyanyi bernama Lintang. Suatu
hari Lintang dilamar oleh Makasiga seorang pemuda dan pengukir kayu. Lintang
menerima lamaran Makasiga dengan satu syarat yaitu Makasiga harus menemukan
alat musik yang bunyinya lebih merdu dari seruling emas. Makasiga dengan
keahlian mengukir kayu berhasil menemukan alat musik tersebut yaitu cikal bakal
dari kolintang.
0 komentar:
Posting Komentar